Jakarta, 11 Juni 2025 — Angin segar berembus dari dunia bulu tangkis internasional. Indonesia, negara dengan sejarah panjang dan prestasi gemilang dalam cabang olahraga tepok bulu ini, resmi ditawari kesempatan langka: menjadi tuan rumah dua turnamen beregu paling prestisius dunia sekaligus, yakni Sudirman Cup dan Thomas & Uber Cup.
Tawaran ini datang dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), yang melihat potensi, antusiasme publik, serta infrastruktur olahraga Indonesia sebagai modal utama untuk menggelar event bertaraf dunia.
Kepercayaan Internasional kepada Indonesia
Menurut pernyataan resmi dari PP PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia), BWF secara informal telah menyampaikan niat untuk menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah salah satu atau bahkan kedua ajang tersebut untuk edisi 2027 atau 2029. Hal ini menyusul keberhasilan Indonesia dalam menggelar berbagai turnamen BWF World Tour seperti Indonesia Open dan Indonesia Masters dengan standar tinggi dan dukungan penonton luar biasa.
“Ini adalah bentuk kepercayaan internasional terhadap kita. Mereka melihat Indonesia bukan hanya sebagai negara pencetak juara, tetapi juga sebagai pusat budaya bulu tangkis dunia,” ujar Ketua Umum PBSI dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu pagi.
Infrastruktur Siap, Antusiasme Tak Diragukan
Dengan kehadiran arena seperti Istora Senayan dan Indonesia Arena yang baru diresmikan pada 2023, Indonesia dinilai siap secara teknis. Dukungan pemerintah pun disebut telah mengalir, termasuk dari Kemenpora dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang melihat potensi ekonomi dan pariwisata dari penyelenggaraan dua event akbar ini.
Selain kesiapan teknis, atmosfer yang diciptakan penonton Indonesia juga menjadi nilai jual tersendiri. Dalam beberapa tahun terakhir, tidak sedikit pemain internasional yang menyebut atmosfer di Istora sebagai “yang terbaik di dunia”.
“Bermain di Jakarta seperti tampil di pusat semesta bulu tangkis,” kata Viktor Axelsen dalam salah satu wawancara pasca Indonesia Open tahun lalu.
Reputasi Historis dan Semangat Nasional
Secara historis, Indonesia bukan nama asing dalam penyelenggaraan event besar. Thomas Cup terakhir kali digelar di Jakarta pada 2010, sementara Sudirman Cup pernah mampir di tanah air pada 1989. Namun sudah lebih dari satu dekade Indonesia absen sebagai tuan rumah turnamen beregu ini.
Dengan tawaran terbaru ini, Indonesia berpeluang menunjukkan bukan hanya kemampuan menyelenggarakan turnamen modern, tetapi juga merayakan warisan dan semangat kebangsaan melalui olahraga.
Tak sedikit pengamat menyebut bahwa jika Indonesia menerima tawaran ini, penyelenggaraan dua event besar itu bisa menjadi momen kebangkitan bulu tangkis nasional, terutama setelah performa tim yang naik-turun dalam beberapa edisi terakhir.
Tantangan dan Harapan
Meski tawaran ini menggembirakan, tantangan tetap ada. Logistik, kesiapan SDM, hingga potensi benturan jadwal internasional adalah faktor-faktor yang perlu diperhitungkan dengan cermat. Namun banyak pihak optimistis, Indonesia punya sumber daya dan pengalaman untuk menjawab tantangan itu.
“Ini bukan soal ego nasional, tapi tentang kontribusi kita pada dunia bulu tangkis global,” ujar mantan atlet dan legenda hidup, Taufik Hidayat, saat diminta pendapatnya.