Erick Thohir Ungkap Respons Prabowo Soal Piala Presiden 2025: Dukungan Penuh untuk Sepak Bola Nasional

Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri BUMN, Erick Thohir, akhirnya angkat bicara soal rencana penyelenggaraan Piala Presiden 2025—turnamen pramusim bergengsi yang telah menjadi tradisi sebelum kompetisi Liga 1 Indonesia dimulai. Dalam konferensi pers yang berlangsung di GBK Arena, Jakarta, Erick tak hanya membeberkan progres teknis turnamen tersebut, tapi juga mengungkap respons dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Menurut Erick, Prabowo memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Piala Presiden, dan bahkan menyampaikan harapannya agar turnamen ini bisa menjadi “simbol semangat kebangkitan olahraga nasional.”

Prabowo dan Sepak Bola: Dukungan yang Nyata

“Pak Prabowo menyambut positif rencana digelarnya kembali Piala Presiden. Beliau ingin agar turnamen ini tidak hanya sekadar ajang pemanasan klub, tapi juga menjadi ajang pembuktian bahwa sepak bola Indonesia semakin tertata dan profesional,” ujar Erick di hadapan awak media, Kamis siang (12/6).

Erick juga menyebut bahwa Prabowo, yang akan resmi dilantik sebagai Presiden RI Oktober mendatang, memiliki perhatian besar terhadap dunia olahraga, terutama sepak bola. “Beliau bahkan sempat bertanya soal kesiapan stadion, sistem VAR, hingga bagaimana dukungan suporter bisa dimobilisasi agar positif. Ini bukan sekadar basa-basi politik, tapi bentuk nyata bahwa pemerintah mendatang ingin terlibat aktif membangun ekosistem bola kita,” tambah Erick.

Piala Presiden 2025: Format Lebih Kompetitif, Hiburan Lebih Maksimal

Dalam kesempatan yang sama, Erick juga menjelaskan sejumlah pembaruan yang dirancang untuk edisi 2025. Piala Presiden tahun depan akan melibatkan 20 tim, termasuk beberapa klub dari Liga 2 yang dianggap layak untuk diuji di level tertinggi.

Tak hanya itu, sistem pertandingan juga akan dibuat lebih kompetitif dengan fase grup yang diperketat dan fase gugur yang lebih menantang. Erick menyebut bahwa turnamen ini akan menjadi wadah untuk uji coba berbagai elemen baru dalam kompetisi nasional—termasuk eksperimen penggunaan VAR di babak semifinal dan final, serta pelibatan wasit asing untuk menjamin netralitas.

“Ini bukan cuma show. Ini laboratorium untuk Liga 1. Kita ingin tahu sejauh mana kesiapan teknologi, wasit, hingga keamanan stadion bisa diandalkan untuk musim penuh nanti,” kata Erick.

Ekonomi dan Hiburan Rakyat

Lebih jauh, Erick juga menyinggung soal dampak ekonomi dari turnamen ini. Dengan digelarnya pertandingan di sejumlah kota besar seperti Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan, Piala Presiden 2025 diharapkan bisa menggerakkan ekonomi daerah, khususnya sektor UMKM dan pariwisata.

“Prabowo juga concern soal ini. Beliau ingin ada multiplier effect. Tiket terjangkau, stadion penuh, UMKM hidup, suporter senang. Ini bukan sekadar urusan bola, tapi hiburan rakyat,” ujar Erick dengan nada optimistis.

Piala Presiden 2025: Jalan Menuju Kemandirian Sepak Bola Nasional

Piala Presiden selama ini memang memiliki tempat tersendiri di hati pencinta bola Indonesia. Sejak pertama kali digelar pada 2015, turnamen ini menjadi etalase awal semangat profesionalisme sepak bola nasional pasca kisruh PSSI kala itu. Kini, satu dekade kemudian, dengan wajah federasi dan pemerintahan yang baru, Piala Presiden 2025 disebut-sebut akan menjadi kick-off momentum menuju era kemandirian dan kemajuan industri sepak bola tanah air.

“Kalau kita serius, dukungan pemerintah solid, klub disiplin, suporter dewasa, maka dalam beberapa tahun ke depan sepak bola kita bisa benar-benar menjadi industri yang sehat,” pungkas Erick.