Bukan Pemain Naturalisasi, Marselino Ferdinan Justru Curi Perhatian Media Jepang

Tokyo, 9 Juni 2025 — Di tengah derasnya sorotan terhadap pemain naturalisasi yang membela Timnas Indonesia, satu nama justru mencuri perhatian media dan publik sepak bola Jepang: Marselino Ferdinan. Pemain muda kelahiran Jakarta ini menjadi pembeda dalam skuad Garuda yang kini tengah berada di radar Asia, tak hanya karena bakatnya, tapi juga karena keberaniannya berdiri sejajar—bahkan bersinar—di antara para pemain berdarah Eropa yang kini memperkuat tim Merah Putih.

Media olahraga terkemuka Jepang, Nikkan Sports, dalam laporan khususnya menyebut Marselino sebagai “jantung permainan Indonesia yang tidak bisa diimpor”. Sementara Sponichi Annex menyoroti performanya dalam laga terakhir melawan Jepang U-23, di mana Marselino tampil menonjol meskipun Indonesia kalah dalam skor.

Marselino: Produk Asli Tanah Air

Di saat banyak negara Asia Tenggara memilih jalur naturalisasi untuk meningkatkan kualitas tim nasional mereka, Indonesia menjadi salah satu yang paling agresif dalam beberapa tahun terakhir. Nama-nama seperti Rafael Struick, Jordi Amat, hingga Justin Hubner kini menghiasi starting eleven skuad Shin Tae-yong.

Namun, di tengah dominasi pemain keturunan dan naturalisasi, Marselino hadir sebagai representasi pemain lokal murni yang berkembang dari sistem pembinaan dalam negeri—yakni Persebaya Surabaya dan Garuda Select, sebelum akhirnya merantau ke Belgia bersama KMSK Deinze.

Usianya baru menginjak 20 tahun, namun ketenangannya mengatur ritme permainan, akurasi umpan, dan insting mencetak gol membuat banyak pengamat menjulukinya “jenderal lapangan masa depan Asia Tenggara”.

“Dia bukan hanya bertalenta, tapi punya karakter pemimpin. Itu yang membedakannya,” tulis Goal Jepang dalam kolom analisanya.

Jadi Perhatian Klub-Klub Asia Timur

Tak hanya media, beberapa pemandu bakat klub-klub J-League juga mulai melirik Marselino. Menurut sumber internal dari salah satu agensi Jepang, setidaknya ada dua klub J1 League yang tertarik memboyongnya jika masa kontraknya di Belgia berakhir tahun depan.

“Kemampuan teknisnya cocok dengan gaya sepak bola Jepang: cepat, cerdas, dan tidak egois. Dia tipe playmaker modern yang sulit ditemukan,” ujar seorang scout dari Tokyo Verdy yang enggan disebut namanya.

Meski demikian, agen Marselino belum memberikan konfirmasi apa pun soal ketertarikan dari luar negeri. Fokus sang pemain saat ini adalah menembus level tertinggi di Eropa dan membawa Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia dan mungkin—dengan harapan besar—ke Piala Dunia 2026.

Simbol Harapan untuk Regenerasi Lokal

Di Indonesia sendiri, Marselino menjadi simbol harapan bagi regenerasi sepak bola lokal. Di tengah kontroversi soal naturalisasi yang dinilai sebagian pihak menutupi potensi pemain lokal, Marselino hadir sebagai bukti bahwa produk dalam negeri tetap bisa bersaing—asal dibina dan diberi kepercayaan.

“Marselino bukan anti-naturalisasi. Dia justru berkembang karena bersaing dengan mereka,” kata pelatih U-23 Indonesia, Indra Sjafri. “Tapi kita harus menjaga keseimbangan. Tidak semua solusi datang dari luar.”