Malam di Giuseppe Meazza menjadi saksi bahwa absennya satu figur penting bisa mengubah wajah sebuah pertandingan. Cremonese, tim promosi yang cukup menjanjikan, datang ke markas Inter Milan tanpa penjaga gawang utamanya: Emil Audero. Akibatnya, skuad tamu harus rela menelan kekalahan telak 4-1 — kekalahan perdana mereka di Serie A musim ini.
Babak Pertama: Inter Lancarkan Serangan Sejak Awal
Sejak peluit pertama, Inter menunjukkan ambisinya. Tekanan berkelanjutan dan kombinasi silang dari sayap membuat pertahanan Cremonese berada di posisi bertahan sepanjang babak pertama.
Gol cepat pada menit ke-6 lahir dari umpan matang ke dalam kotak penalti yang dijangkau dengan penyelesaian tenang oleh Lautaro Martinez.
Tehnik yang cerdik diperlihatkan Inter beberapa kali: Dimitro atau Bonny beberapa kali mengancam lewat umpan terobosan ke jantung pertahanan lawan. Tekanan itu membuahkan gol kedua di menit ke-38, ketika Ange-Yoan Bonny menyambut umpan silang presisi dari Federico Dimarco dengan sundulan yang tak terkejar.
Cremonese berusaha merespons, namun ritme serangan mereka tak punya kekuatan cukup untuk menembus pertahanan tuan rumah — terlebih tanpa kehadiran Audero yang biasanya jadi benteng terakhir.
Babak Kedua: Tambahan Gol dan Usaha Balik yang Tertahan
Inter tidak mengendurkan intensitas. Hanya dalam waktu dua puluh menit setelah jeda, mereka menambah tiga gol dalam kurun waktu yang sangat singkat:
- Federico Dimarco mencetak gol pada menit ke-55 lewat tembakan dari sisi kotak penalti yang tak bisa dibendung.
- Dua menit kemudian, giliran Nicolo Barella yang membobol gawang Cremonese setelah menerima umpan terobosan dari Bonny.
Skor berubah menjadi 4-0 — memperlihatkan betapa superiornya Inter dalam duel tersebut. Meski demikian, Cremonese tak menyerah. Menjelang menit akhir (–87), mereka mendapat gol hiburan lewat Federico Bonazzoli, hasil umpan dari build-up yang dimulai oleh Jamie Vardy sebagai pemain pengganti.
Namun gol itu terasa terlalu terlambat untuk meredam kecerobohan lini belakang dan sepanjang pertandingan yang sangat dikuasai oleh Inter.
Analisis: Tanpa Audero, Dinding Crema Rapuh
Ketiadaan Emil Audero menjadi sorotan utama dalam kekalahan ini. Sebagai kiper utama, perannya lebih dari sekadar penyelamat — ia adalah penjaga kepercayaan, pengatur barisan bertahan, hingga penyemangat terakhir ketika tim berada dalam tekanan. Tanpa dia, Cremonese kehilangan sosok yang selama ini menjadi palang terakhir pertahanan mereka.
Beberapa faktor lainnya yang ikut memicu kegagalan tampak jelas:
- Rentetan Serangan Terstruktur Inter
Inter tak hanya mengandalkan satu jalur; mereka memakai kombinasi sisi sayap, umpan silang, dan penetrasi lewat tengah. Ketika Cremonese bergeser ke sisi kanan untuk menahan serangan, bagian kiri menjadi lubang tembus. - Kurangnya Alternatif Kiper & Ketidakstabilan Mental
Tanpa Audero, sulit bagi Cremonese untuk menemukan pengganti yang mampu memberi rasa aman dan keyakinan. Posisi kiper adalah posisi paling kritis: satu kesalahan bisa menjadi penentu. - Efisiensi Nerazzurri Dalam Memanfaatkan Kesempatan
Inter sangat efisien: dalam banyak peluang mereka berhasil mencetak gol, dan tidak membuang tenaga untuk usaha sia-sia. Gol cepat dan momentum yang cepat tumbuh membuat Cremonese dicengkram tanpa ruang lepas.
Dampak Kekalahan Ini bagi Cremonese
- Kehilangan catatan tak terkalahkan
Sebelum laga ini, Cremonese belum merasakan kekalahan di Serie A musim 2025/2026. Kekalahan ini menjadi momen “kejutan keras” untuk mereka. - Tantangan ke Percaya Diri
Sebagai tim promosi, menjaga mental dan kepercayaan diri sangat penting. Kekalahan telak di kandang raksasa bisa mengguncang semangat, terutama bagi pemain-pemain muda. - Evaluasi Strategi & Skuad
Pelatih dan manajemen akan dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk memperkuat kedalaman skuad terutama posisi kiper, dan menyiapkan rencana B yang matang ketika pemain inti absen.