Pertandingan seru tersaji di Stadion Allianz, Turin, saat Juventus menjamu Atalanta dalam lanjutan Liga Italia. Meski tampil di depan pendukungnya sendiri, “Si Nyonya Tua” justru dibuat kesulitan oleh tamunya yang sejak pertengahan babak kedua harus bermain dengan sepuluh pemain. Alih-alih menang mudah, Juventus malah hampir dipermalukan sebelum akhirnya laga berakhir imbang dramatis.
Atalanta Mengejutkan Tuan Rumah
Sejak awal laga, Atalanta menunjukkan keberanian. Tekanan tinggi yang mereka terapkan membuat lini belakang Juventus kerepotan. Pada menit ke-23, kerja sama apik antara Koopmeiners dan Lookman membuahkan gol pembuka bagi tim tamu. Tertinggal di kandang membuat Juventus mencoba bangkit, namun serangan mereka sering mentah akibat solidnya pertahanan La Dea.
Kartu Merah yang Mengubah Permainan
Memasuki babak kedua, laga semakin memanas. Atalanta harus kehilangan salah satu pemain kuncinya setelah diganjar kartu merah karena pelanggaran keras. Situasi ini seakan membuka peluang Juventus untuk membalikkan keadaan. Bianconeri meningkatkan tempo, menggempur pertahanan Atalanta dari segala sisi.
Namun, meski bermain dengan sepuluh orang, Atalanta justru tampil penuh determinasi. Beberapa kali mereka melancarkan serangan balik berbahaya yang hampir menambah penderitaan tuan rumah.
Juventus Selamat dari Kekalahan
Drama sesungguhnya terjadi di menit-menit akhir. Juventus baru bisa menyamakan kedudukan lewat gol Vlahović setelah memanfaatkan bola liar di kotak penalti. Gol tersebut sekaligus menyelamatkan pasukan Massimiliano Allegri dari kekalahan memalukan di hadapan publik sendiri. Pertandingan akhirnya ditutup dengan skor 1-1.
Evaluasi untuk Juventus
Hasil ini kembali memperlihatkan inkonsistensi Juventus musim ini. Meski unggul jumlah pemain, mereka kesulitan mendobrak pertahanan lawan dan nyaris kehilangan poin penuh. Kinerja lini tengah yang lamban serta kurangnya kreativitas menjadi sorotan utama.
Sementara itu, Atalanta layak diapresiasi. Bermain dengan 10 orang selama hampir setengah jam, mereka tetap mampu menjaga organisasi permainan dan bahkan sempat mengancam lewat serangan balik cepat. Satu poin dari Turin menjadi bukti bahwa mentalitas dan disiplin bisa menjadi senjata ampuh melawan klub besar.