Sesi tes privat di Sirkuit Aragon baru saja rampung, namun hasilnya telah memunculkan dua ekspresi yang sangat kontras di paddock Ducati: Francesco “Pecco” Bagnaia keluar dengan senyuman penuh percaya diri, sementara Marc Márquez justru tampak penuh tanda tanya. Tes yang semula dianggap hanya sebagai pengumpulan data teknis, kini berubah menjadi ajang pembuktian kekuatan tersembunyi dan potensi dinamika internal di tim merah asal Bologna itu.
Bagnaia Mantap di Jalur Juara
Juara dunia bertahan, Pecco Bagnaia, tampil luar biasa selama tes. Meski catatan waktu resmi tidak dipublikasikan, berbagai sumber menyebutkan bahwa ia tampil konsisten dan menjadi salah satu yang tercepat di semua sektor lintasan. Ducati membawa sejumlah pembaruan pada bagian aerodinamika dan perangkat elektronik, dan Bagnaia tampak langsung menyatu dengan evolusi motor Desmosedici GP25.
Dalam komentarnya kepada media, Bagnaia menyatakan kepuasannya:
“Ini salah satu tes terbaik saya dalam beberapa bulan terakhir. Motor terasa stabil, terutama saat pengereman dan keluar tikungan cepat. Feeling saya kembali ke level yang saya suka. Kami ada di jalur yang benar untuk paruh kedua musim.”
Senyuman Bagnaia bukan sekadar euforia. Itu adalah senyuman seorang pembalap yang tahu bahwa ia memegang kendali penuh atas motornya dan posisinya di tim.
Márquez: Adaptasi yang Belum Sempurna
Di sisi lain garasi, Marc Márquez masih mencari jawaban. Tes di Aragon menjadi momen krusial bagi sang delapan kali juara dunia untuk memahami karakter penuh dari motor pabrikan Ducati, setelah selama paruh pertama musim tampil apik dengan motor tim satelit Gresini.
Meski kini berada di jalur yang membuka pintu ke tim pabrikan Ducati untuk musim depan, Márquez terlihat masih belum sepenuhnya nyaman dengan beberapa pembaruan teknis yang diuji di Aragon. Dalam pernyataannya, ia berkata:
“Motor ini punya potensi luar biasa, tapi saya masih butuh waktu untuk memahami bagaimana memaksimalkan setiap detailnya. Kami menguji banyak hal, tapi belum semua memberi rasa percaya diri penuh. Saya masih bertanya-tanya bagian mana yang paling cocok untuk gaya balap saya.”
Ekspresi ragu Márquez menjadi sinyal bahwa meskipun ia dikenal sebagai pembalap berbakat dengan insting luar biasa, transisi dari motor satelit ke versi pabrikan bukan perkara instan.
Dinamika Internal Ducati Makin Menarik
Dengan Bagnaia yang semakin matang dan nyaman, serta Márquez yang terus mendekat sebagai ancaman internal, Ducati kini menghadapi dilema menarik. Keduanya adalah kandidat kuat untuk menjadi poros utama tim musim depan. Namun siapa yang benar-benar menjadi “anak emas” Ducati?
Beberapa analis MotoGP menilai bahwa Ducati tengah berada di titik kritis: mereka harus menentukan arah, apakah tetap mempertahankan struktur tim yang stabil dengan Bagnaia sebagai pusatnya, atau membuka ruang bagi Márquez yang memiliki daya tarik global dan segudang pengalaman juara.